bila kuingat, senyum manismu
takkan habis waktu melamun
Mas, detik rasanya berjalan lambat di sini. Mungkin sebenarnya dia mau menemaniku. Tapi aku malah jadi malas. (Mendingan juga ditemenin Mas ya..) Lebih baik dia berlari saja, biar waktu segera berlalu. Hari berganti. Malam datang, pagi menggantikan. Terus dan terus. Supaya hitungan waktu ini segera genap. Aku rindu, Mas. Rasanya tak sabar menanti saatnya pertemuan.
Aku ingat terus senyuman Mas, tatapan Mas. Semuanya masih membuatku berdebar debar. Dan aku yakin akan selalu demikian. Meski Mas dah jauh sekalipun, debarnya tetap sama. Apalagi kalau kuingat saat saat kita bersama. Tak pernah ada yang menggandeng tanganku dengan cara menyelusupkan jari jari sepertimu. Belum pernah ada yang merapikan jilbabku seraya menyembunyikan anak anak rambut yang mengintip. Belum pernah ada laki laki yang memelukku seraya mengusap usap punggung. Belum pernah ada yang memintaku memeluk erat saat memboncengku.
Hihi.. . dan belum pernah ada laki laki yang menemaniku tidur, selainmu. Pokoknya kangen kangen kangen
Oya Mas, permohonan pindah mengikuti suami sudah aku ajukan segera setelah cutiku habis kemaren. Untungnya berkas berkas Mas lengkap, jadi surat itu bisa segera diproses. Alhamdulillah, kepala kantor menjanjikan akan membantu. Dan benar, berkas surat permohonanku hari ini sudah diteruskan ke kantor pusat. (Kata kepala kantor sih, semoga bisa cepat, soalnya di saat orang orang nggak mau dipindah ke daerah terpencil, aku malah minta pindah ke daerah terpencil.) Mas tolong berdoa ya... biar prosesnya cepat. Normalnya tiga bulan. Tapi tiga bulan itu kan lammmmaaa... Masa' aku harus nunggu tiga bulan lagi baru bisa ketemu Mas, dan berkumpul dengan Mas, lalu kita menjadi keluarga. Plis, bantu doa ya..
Nah, Masku sayang, segini dulu kabar hari ini. Besok aku tulis surat lagi tanpa menunggu balasan darimu.
Peluk cium dari istrimu di sini. Jaga diri baik baik ya... calon ayah !
****
bila kuingat canda tawamu
takkan habis waktu berangan
De, Mas sudah sampai di rumah kita. Meski rumah ini rumah dinas, milik negara, tapi Mas eh kita yah kita, bakal menjadi penghuni pertama. Rumah dinas ini baru selesai dibangun. Ini akan jadi rumah pertama kita. Rumah cinta kita. Nggak papa kan, Mas baru bisa menyediakan rumah dinas untuk tempat berteduh keluarga kita ? Allah kan menjamin rejeki orang yang sudah menikah, Allah akan memampukan kalau mereka belum mampu. Suatu saat, insya Allah kita bakal punya rumah sendiri ya...Amiin.
Rumahnya kita ini kecil, dua kamar, dapur dan kamar mandi di luar, di belakang. Nanti kalau kamu sudah sampai di sini, kita buat pagar tinggi di halaman belakang. Biar kamu bisa berkebun tanpa harus berkerudung. Halaman depannya luas sekali, seluas lapangan bola. Karena memang itu lapangan bola untuk warga komplek. Hehe.. Di sini juga dekat pantai, nanti kita bisa
lihat matahari terbit ataupun menikmati senja di pantai kapanpun Ade mau. Makanya
cepat ngajuin pindahnya...
De, Mas pengennya di sini malam terus. Biar Mas tidur dan tak merasakan waktu, sehingga tiga bulan perkiraan proses pindahmu itu segera berakhir.
Apalagi kalau sepanjang malam ada Ade yang menemani tidur. Soalnya kalau sudah ketemu siang, malamnya jadi takut mau masuk kamar. Bukannya takut hantu, tapi takut ingat yang enggak enggak,
(eh yang iya iya ding) saat kebersamaan kita kemaren. Di kamar sudah ada barang barangmu. Sudah Mas rapikan. Pakaianmu juga
sudah Mas simpan di lemari. Kalau tahu akibatnya bakal seperti ini, nggak Mas buka dulu deh, property kamu. Bikin kangen. Kangen banget.
Ade sayang, belahan jiwa. Mas selalu berdoa, bahkan sejak detik pertama perpisahan kita. Semoga proses pindahmu cepat, sehingga kita bisa segera berkumpul sebagai sebuah keluarga. Mas akan menjagamu kini dan membahagiakanmu. Lalu nanti kita punya anak anak yang lucu, sehat, cerdas, dan tentu saja, sholeh. Maka lengkaplah surga kita di dunia ini. Amiin.
Cukup segini dulu kabar Mas hari ini. Besok kalau nggak keasyikan ngelamunin kamu, Mas nulis surat lagi.
*sama suami jangan cuma kasih peluk cium dooonggg...* Jaga diri baik baik ya, calon ibu !
*****
Bila kuingat senyum manismu
Takkan habis waktu melamun
Bila kuingat canda tawamu
Takkan habis waktu berangan
Ingin kumiliki hari selamanya
Berdua denganmu selamanya
Bukan hanya angan yang kelamaan
Bila kuingat janji manismu
Kutunggu sampai malam meninggalkanku
Semoga bukan angan yang kelamaan....
(Lingua - Bila Kuingat)