Ups.... Wita kaget sendiri ketika melihat siapa yang ada di depan pintu kostnya.
"Milih mana, aku maksa masuk kamarmu, atau nemenin aku ngobrol di ruang tamu ?"
Wita menarik nafas panjang.
Tanpa menjawab dia berjalan ke ruang tamu kostnya.
"Ada apa Titiyang ke sini ?"
"Cinta, dengarkan. Titiyang akan kasih penjelasan"
"Nggak perlu. Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dan ini bukan yang pertama kali"
"Ta, kamu hanya berprasangka. Tak ada apapun antara aku dengan siapa lah yang engkau tuduhkan itu"
"Nggak ada apa apa ? Jadi ngapain mention mention, paging paging, colek colek, kalau nggak ada apa apa ? Ngapain juga Titiyang bersedia membalas semua itu ? Bersedia mendengar semua keluhan keluhannya ? Bersedia memberikan penghiburan ? Sesuatu yang tidak pernah Titiyang berikan padaku"
"Itu karena Titiyang percaya, Cinta orang yang mandiri dan tegar"
"Bohong semua itu ! Hanya alasanmu saja"
"Cinta.... percalah padaku. Hati ini hanya untukmu. Itu tuntutan pekerjaan, kalau aku harus menemani klien dan meng-entertaint mereka"
"Sudah, jangan panggil lagi aku cinta. Namaku Juwita. Panggil saja Wita. Silakan pulang, dan aku akan masuk kamarku"
Wita berjalan tegak meninggalkan Bujana sendirian di ruang kost itu.
ketika ku lihat kau bersama dia
tak ada penyesalan dalam hidupku
dan apa yang ku rasakan saat ini
seperti dahulu ku tak mengenalmu
tak ada penyesalan dalam hidupku
dan apa yang ku rasakan saat ini
seperti dahulu ku tak mengenalmu
ketika ku lihat kau bersama dia
tak ada lagi hasrat dalam hidupku
kepada dirimu yang dulu tercinta
tak ada lagi kenangan, takkan lagi harapan
-Citra Skolastika-
waahhhh,,ga happy ending nih he he
BalasHapusbersambung Bun, tapi masih males nulis sambungannya
BalasHapusiyaaa,...endingnya masih samar y mba? btw tetep manis deh :)
BalasHapusMba Irmaaa... hehe.. iyah pemalasan niih
Hapus