Wajah itu tak lagi asing bagiku. Meski dia kini tidak menggunakan nama lengkapnya. Hanya sepotong nama panggilan. Nama yang tenar dan menjual. Wajah milik seorang laki laki yang tak pernah pergi dari benakku.Meski jarak dan waktu telah memisahkan. Meski keadaan telah memaksakan.
Lelaki itu kini berdiri di sana. Di hadapanku. Di atas panggung. Menyampaikan motivasi. Berbagi semangat. Kadang dia berjalan berkeliling, menyapa satu per satu peserta, dan bertanya apa pendapat mereka.
Hatiku berdebar tak menentu. Mungkinkah dia masih mengenaliku ? 15 tahun bukan waktu yang pendek. Untuk melupakan sebagian sejarah hidupku. (dan hidupnya kah ?) Untuk menghilangkan segala ingatan, tentang pertemuan, perpisahan, canda, air mata.
Ah, dia sudah banyak berubah. Dia sudah menggenggam hampir semua impiannya yang dulu pernah dibaginya denganku. Ah entah, mungkin dia kini juga telah membangun mimpi mimpi baru. Sedang aku masih begini begini saja.
Dia berjalan ke arahku. Kutenangkan hatiku. Oh Tuhan, kini dia benar benar ada di hadapanku. Debarku makin tak terkendali. Terasa keringat dingin menjalari tengkuk. Kugenggam tanganku sendiri menahan grogi.
Dia membungkuk. Dekat
Aku menunduk. Dagu dan dadaku lekat.
"Apa kabar ?" bisiknya
"Bbbaik... " jawabku gemetar. "Mamah masih di rumah Kalibaru?" (pertanyaan bodoh)
"Mamah sudah tiada, Kalibaru kini sudah berbeda"
Aku terhenyak !! Bukan karena kata-katanya. Tapi karena ini mimpi belaka. Meski tadi itu tampak nyata dan benar adanya.
hmmmm ... :)
BalasHapushmmm teh dey... terima kasih sudah mampir
BalasHapus