Titi adalah

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Rabu, 13 Juni 2012

Pagi Kuning Keemasan


bib bib
Telepon genggamku mengeluarkan suara pelan.
Segera kusambar, karena aku sudah menunggunya sejak tadi.
"Ya  Anto, gimana ? kamu udah berubah pikiran ?" sergahku to the point.
"Nggak Tik, maaf, besok aku nggak bisa datang"
"Jadi udah mantap nih, gak bakal datang ? Ya, terserah kamu aja. Aku nggak bisa maksa."
"Jangan ngambek gitu dong, Tik"
"Siapa yang ngambek ? Biasa aja kali"
"Nada suaramu Nek.. kita bukan sehari dua kenal"
"Ya udin lah Kek. Terserah kamu. Asal kamu inget aja. Kita bikin janji ini duluan sebelum kamu janji sama Nina"
"Maaf ya Tik. Bapak nugasin aku nemenin Nina keliling Belitong besok"
"Iya. Kamu nggak perlu ngulang apa yang udah kamu jelasin lewat SMS. Emangnya aku nggak tahu siapa Nina"
"Jangan bawa bawa masa lalu dong.."
"Ah sudahlah. Yang kecewa bukan cuma aku. Teman teman juga bakal kecewa. Acara ini sudah kita rencanakan sejak lama. Kita sudah investasi buat survey dan mempersiapkan segalanya. Nggak lucu aja, acaranya ada kok korlapnya nggak ada. Kamu punya waktu semalam Anto, untuk mengambil keputusan yang lebih bijak. bye Anto !" kututup telepon. Aku tak peduli lagi dia miskol berapa kali.

Ah, pulau Lengkuas sudah terbayang di depan mataku. Meski kecil, pulau itu menyimpan sejuta keindahan. Pasir putih, air laut nan jernih, pantai nan landai, makin indah dengan batu batu granit yang bertebaran di sekelilingnya. Dan hobbyku duduk mematung di salah satunya sambil memandang laut lepas.

Mercusuar buatan Belanda yang sampai sekarang masih berdiri kokoh, menjadi saksi berapa banyak wisatawan yang sudah berkunjung ke sana.Terlebih lagi setelah Belitong menjadi terkenal karena Laskar Pelangi. Maka bertambah lagi wisatawan yang datang ke pulau Lengkuas.

Sayangnya, banyak wisatawan yang hanya datang untuk menyaksikan keindahan. Mereka tidak menyadari bahwa kedatangan mereka membawa tugas baru untuk pemerintah daerah. Air bersih dan sampah. Air bersih sangat terbatas di pulau Lengkuas karena harus didatangkan dari Tanjung Pandan. Tempat pembuangan sampah tidak tersedia, karena pulau itu sangatlah kecil, paling sekitar satu hektar. Sampah sampah plastik banyak berserakan dan ditinggalkan begitu saja.

Nah, besok itu rencananya aku dan teman teman dari Green Teen mau ngadain acara "pungut sampah" di pulau Lengkuas. Dan Anto koordinator lapangannya. Wajar kan, kalau aku sewot pas dia bilang nggak bakal ikut. Udah gitu, alasannya nganterin Nina. Sepupunya sekaligus mantan pacarnya. Huh !

Esoknya.
Kami berkumpul di tempat penyeberangan. Jujur aku berharap Anto datang. Meski aku sanggup menghandle tugasnya, tapi aku menjadi enggan karena alasan ketidakhadirannya itu.
"Gimana Tik ? Apakah kita akan menunggu Anto ? Pak Ramli koordinator perahu udah nanyain kapan mau nyebrang" Rudi koordinator transportasi bertanya.
Aku berpikir sejenak. Huh, kalau saja ada Anto....
"Kalau semua anggota sudah lengkap, kita berangkat aja sekarang" putusku.

"Teman teman, kita berangkat sekarang. Semua naik perahu masing masing. Siapkan kantong kantong sampah kalian. Bahkan kalau terapung dan dapat diraih dengan aman, kalian pun bisa memungutnya. Ayo siap " Rudi memberi aba aba setengah berteriak.

Perahu berjalan pelan. Aku menatap pulau Lengkuas di kejauhan. Pagi kuning keemasan di langitnya. Sayang di langit hatiku sedikit mendung. Ada sedikit desir tak enak membayangkan Anto keliling Belitong dengan Nina. Hmm.. perasaan apa ini. Aku memercik mercik air laut untuk mengusir bayangan Anto dan Nina sekaligus. Aku memercik air lebih keras. Kali aja bisa mengusir Nina kembali ke Jakarta.

Tiba tiba ..
"Tika...... Pak Ramli.... tunggu .... aku ikut kalian..." Aku menoleh ke belakang. Senyumku segera mengembang.
"Akhirnya........." serempak semua anggota Green Teen berteriak gembira.

Note : 500 kata kali ada yah

2 komentar: